Puisi Reza Fahmi

Kumpulan Puisi Reza Fahmi



MARRY ME CHAYANK

under: puisi romantis



marry me chayank

marry me



karena sms reply darimu selalu kurindu

kusimpan semua hingga penuh folder inbox-ku



dan tawamu di telepon kala jam kuntil anak

berdengung tak henti

terbawa mimpi terbawa berak



marry me chayank

marry me



agar status single pada account facebook-ku

berubah jadi married to...

agar bisa ku upload poto kita berdua

dan kuberi judul dengan bangga

…engkau istri tercinta



agar suatu hari nanti

ada poto bayi tertawa pada tampilan desktop-ku

buah kerja keras tapi enak kita

setiap malam jum'at selepas isya



marry me chayank

marry me



kubawa kau nanti ke ujung pelangi

mengunjungi paman bahagia

dan tante sehidup-semati



marry me chayank

marry me



maka segelas kopi

secarik puisi setiap pagi

dan sumpah atas nama cinta

takkan-berpaling-darimu selamanya

kan kuukir pada tiang

gerbang rumah kita nanti

kulukis pada bantal guling

dengan liur dan air mata



selusin gombal untukmu

dan sejuta omong kosong selalu

tak bosan-bosan hanya untukmu

setiap hari, setiap pagi, sampai aku mati, atau engkau mendahului

omong kosong yang engkau tahu

berbunyi "akyu cinca kamyu, darling"

gombal yang engkau tahu

tak keluar dari mulut bau nagaku

tapi keluar dari hati-apa-adanya

...hati-apa-adanya ku



marry me chayank

marry me





MUNGKIN KITA ADALAH WEDUS GEMBEL

under: puisi kehidupan



Mungkin kita adalah wedus gembel

Awan debu panas yang meluncur dari puncak ketidakpedulian kita

Anak-anak jalanan yang berleleran seperti tarian lalat di atas kotoran

Pengemis renta yang menghiasi ruang publik kita

Hanya mendorong kita menunjuk hidung pemerintah atas kegagapan mereka

Lalu kita pulang ke rumah makan dengan nyaman bersama anak istri tercinta



Mungkin kita adalah wedus gembel

Pemujaan kita yang berlebih terhadap benda-benda

Konsumerisme menjadi agama, etalase mall menjadi berhala

Meng-alien-isasi mereka yang tak punya account facebook atau blackberry

Sebagai mereka yang biasa saja, debu dalam pergaulan sehari-hari

Mereka yang biasa saja adalah jutaan minoritas yang sesak napas melihat kemajuan jaman

Sesak napas mengukur betapa mereka jauh ketinggalan

Mereka adalah anak-anak yang ngiler melihat temannya bermain PS atau game online

Sementara ayah ibu mereka menggadaikan nyawa bekerja di bawah upah minimum minim layak kehidupan



Mungkin kita adalah wedus gembel

Yang jadikan mbah maridjan pahlawan gagah perkasa

Kita citrakan dia sebagai benteng terakhir keberanian manusia

Lalu kematiannya yang absurd mungkin saja karena

Ia tak lagi mengenali dirinya di tengah gemerlap lampu sorot media

Keanehan dikomersialisasi, kesalahan diberitakan sebesar-besarnya

Lalu kita melupakan sedikit kebaikan yang berserak dimana-mana

Kita salahkan media massa karena tak bijak membuat berita

Padahal yang mengkonsumsi berita adalah kita

Pilihan ada di tangan kita



Mungkin kita adalah wedus gembel

Awan debu panas yang membunuh manusia sekeliling kita

Karena kita lupa

Bagaimana cara menjadi manusia





LAKSANA LANGIT

under: puisi ibu



di bagian mana dari langit

Tuhan ciptakan hujan



dari air matamu kah, ibu?



demi ujung-ujung daun yang basah dibalut embun pagi

sabarmu ibu

laksana langit, lapang tak bertepi



www.reza-fahmi.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar